I.
STRUKTUR
DAN TEKSTUR TANAH
Tanah merupakan anugrah dari yang maha kuasa. Di tanah bisa
tumbuh berbagai macam tumbuhan yang sangat bermanfaat bagimahluk hidup.Tanah
terbentuk dari akibat perubahan cuaca dan aktifitas berbagaimahluk hidup
diatasnya seperti hewan dan tumbuahan.Tanah merupakan campuran dari berbagai
mineral, bahan-bahanorganik, air dan udara.
Proses
terbentuknya tanah
Batuan-batuan induk (bedrock-R Horizon) terpecahmenjadi
menjadi bagian-bagian kecil akibat perubahan cuaca . Di pecahan-pecahan mineral
ini tumbuh lumut sehingga air dapat meresap ke bebatuan sehingga lambat laun
akan terbentuk tanahmuda. Lumut dan tanah pun tumbuh membentuk lapisan serasah
organik. Dan akhirnya tanah matang pun terbentuk dari campuran
berbagai bahan organik dan bahan-bahan mineral.
Struktur tanah terbentuk melalui
Agregasi berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan
tertentu pada tanah.Struktur tanah juga menentukan ukuran dan jumlah rongga
antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan air,udara,akar tumbuhan,dan
organisme tanah.Beberapa jenis struktur tanah adalah remah,butir(granular),
lempeng, balok,prismatik,dan tiang.
Pembagian jenis tanah yang dilakukan
oleh para ilmuan ada berbagai macam.Berikut ini adalah beberapa jenis tanah
berdasarkan USDA(United States Department of Agriculture) :
- Entisols,adalah tanah yang terbentuk dari sedimen vulkanik serta batuan kapur & metamorf.
- Histosols,adalah tanah yang terbentuk dari pembusukkan jaringan tanaman sehingga mengandung banyak bahan organik.
- Inceptisols,adalah tanah mineral yang usianya masih muda.
- Verticols,adalah tanah mineral dengan warna abu kehitaman, mengandung lempung 30 % banyak terdapat di daerah beriklim kering dan memiliki batuan induk kaya akan kation.
- Oxisols,adalah tanah yang mengalami pencucian sehingga kandungan zat hara sedikit sementara kandungan alumunium dan besi tinggi.
- Andisols,adalah tanah berwarna gelap yang terbentuk dari endapan vulkanik.
- Mollisols,adalah tanah mineral yang serupa dgn tanah praire, terbentuk dari batuan kapur.
- Ultisols,adalah tanah yang berwarna kuning-merah yang telah mengalami pencucian.
Gambar Struktur Tanah
Tekstur tanah merupakan
perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer yaitu debu, liat dan pasir
dalam satu masa tanah. Partikel tanah
itu mempunyai ukuran serta bentuk yang berbeda-bedayang dapat digolongkan ke
dalam tiga fraksi yaitu debu, liat dan pasir. Ada yang berdiameter besar
sehingga mudah untuk dilihat dengan mata telanjang tetapi ada pula yang
sedemikian halusnya seperti koloidal sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau
halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan
relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuranlebih kecil dari kerikil
(diameternya kurang dari 2 milimeter). Pada
beberapa tanah, kerikil, batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang
ada juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah. Ukuran
relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur,yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya,
tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksipasir, debu dan tanah liat (lempung). Laju dan berapa jauh berbagai
reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh
tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah
permukaan tempat terjadinya reaksi.
II.
PONDASI DAN JENIS TANAH
Setiap
tanah memiliki daya dukung yang berbeda pada pondasi bangunan. Untuk mengatasi
masalah tersebut, pertimbangan yang dilakukan dalam perhitungan merancang
pondasi ditinjau berdasarkan jenis tanah.
1. Pondasi pada Tanah Pasir
Permasalahan
yang sering terjadi pada perletakan pondasi di atas tanah pasir adalah
penurunan yang tidak seragam. Untuk itu perlu dilakukan berbagai tes atau
pengujian tanah seperti uji Soil Penetration Soil (SPT), uji kerucut statis,
dan uji beban pelat.
2. Pondasi pada Tanah Lempung
Pada
tanah lempung perancangan pondasi agak sulit dilakukan karena jenis tanah ini
menyatu dengann air hingga tanah mudah
menjadi jenuh air. Pada tanah jenis ini disarankan menggunakan pondasi yang
dalam, sehingga tanah tidak mudah terpengaruhi dengan iklim dan kondisi lingkungan sekitar.
3. Pondasi pada Tanah Lanau
Tanah
lanau merupakan jenis tanah yang terdapat
di peralihan antara pasir dan lempug. Dalam kondisi alam,
tanah jenis lanau ditemukan dalam kondisi longgar dan kurang padat. Sehingga jika dijadikan sebagai
tempat perletakan pondasi, maka akan
terjadi penurunan yang besar.
4. Pondasi pada Tanah Organik
Tanah
organik sangat tidak disarankan untuk dijadikan tempat perletakan pondasi,
karena jenis tanah ini akan mengakibatkan penurunan terlalu besar. Karena tanah
jenis ini sangat sulit dipadatkan.
5. Pondasi pada Tanah Timbunan\
Tanah
timbunan merupakan tanah yang diangkut dari daerah lian ke lokasi pembangunan. Tanah timbunan yang akan
dijadikan dasar pondasi harus diperiksa terlebih dahulu kapasitas dukungnya.
Dan jika akan digunakan tanah timbunan
harus dipadatkan terlebih dahulu.
6. Pondasi pada Batu
Sebenarnya
pondasi pada batu tak perlu dikhawatirkan karena sifat batu yang keras
dipastikan mampu menahan beban bangunan dengan baik. Namun pada batuan berkapur
dan memiliki lubang-lubang, stabilitas bangunan harus diperhitungkan. Karena
akan membahayakan bangunan.